11 Juni 2009

Persekutuan Mahasiswa

PERSEKUTUAN MAHASISWA
Antara Ego dan Tuhan

Shalom….
Salam sejahtera dalam damai Kristus untuk kita semua..
Pernah kuliah kan? Kalau pernah atau saat ini masih menjabat status Kuliah, saya rasa tulisan ini bisa jadi bahan renungan atau wacana juga boleh. Bagi anda yang belum kuliah atau memang tidak kuliah, tulisan ini bisa dibuat wacana hidup. He… itung2 nambah wawasan aja.
Suatu waktu dikampus, saya mengikuti suatu persekutuan mahasiswa yang rutin diadakan setiap hari Jum’at. Adapun pelaksana acara itu adalah PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristiani) dimana PMK ini merupakan salah satu UKM (Unit Kerohanian Mahasiswa) yang berbasis kerohanian dikampus saya. To the poin saja, saya ngerasa kecewa dengan pelaksanaan persekutuan tersebut. Saya merasa acara persekutuan tersebut kurang persiapan dan istilah gaulnya “garing”. Si pemimpin pujian lebih kelihatan seperti orang yang malu2 n terpaksa dari pada Pemimpin Pujian yang benar-benar memimpin kita memuji. Itu belum seberapa, acara tersebut terlihat sekali tidak terkonsep dengan baik, permainan yang ga jelas, materi yang kurang berbobot dan suasana yang “ga banget”. 1 hal lagi, terakhir tapi sangat berdampak adalah jumlah peserta persekutuan tersebut. Tak lebih dari belasan orang. Padahal jumlah mahasiswa Kristen lebih dari seratus orang. Saya berpikir, inikah wajah persekutuan Mahasiswa?..
Lain dikampus lain di Gereja, di Gereja saya persekutuan selalu diikuti dengan penuh canda tawa dan selalu ramai. Dari total 30an pemuda, rata-rata yang hadir dipersekutuan kami 20-28 orang setiap minggu. Mungkin karena gereja saya gereja kecil juga, jadi gampang kompaknya. Tetapi jeleknya Gereja saya adalah kurangnya pemahaman tentang organisasi, sehingga banyak hal yang kurang bisa dimanage dengan baik. Mungkin, itu disebabkan oleh sangat minimnya anggota Komisi pemuda saya yang orang Kuliahan. Kalaupun ada, mungkin ga aktif diorganisasi Mahasiswa, jadi sangat wajar kalau kemampuan organisasi pemuda kami sangat minim.
Satu hal yang selalu merisaukan saya dan anda sebagai mahasiswa adalah masalah studi, sudah merupakan kewajiban kita kepada orangtua untuk menyelesaikan studi kita dikampus. Kita sebagai mahasiswa tentu udah diwanti2 orangtua supaya segera lulus dan cari kerja. Bahkan saya sering dengar kalau banyak juga orang tua yang melarang anaknya untuk ikut2an persekutuan karena dianggap menghambat studi? Benarkah?....ada benarnya ada tidaknya…??


Kalau anda seorang mahasiswa/mantan mahasiswa, tentu anda pernah mengalami 3 hal diatas dalam dunia pelayanan anda. Anda harus dihadapkan pada 3 hal yang mana anda bisa memilih sesuka hati anda. Studi, Gereja atau Persekutuan. Mana yang anda utamakan? Maukah anda mengutamakan semuanya?
Pada hakikatnya manusia diciptakan oleh Tuhan untuk melayani Dia (kejadian 1:28-30). Adam diciptakan untuk memelihara taman Eden sampai akhirnya manusia jatuh dalam dosa dan dibuang kebumi. Melayani disini bukan berarti manusia menjadi “pelayan” yang disetarakan dengan budak tapi arti melayani disini adalah manusia menguasai dan mengelola seisi bumi untuk kemuliaan Allah. Jadi, apapun kehebatan, kepintaran dan keluarbiasaan manusia hendaknya itu dipersembahkan untuk kemuliaan Allah.
Lalu bagaimana dengan kehidupan kita sekarang? Sudahkah kita menyadari dan kembali pada hakikat manusia. Yaitu hidup bukan untuk dirinya sendiri, tapi melainkan hidup untuk kemuliaan Tuhan (kej 1 :28). Apalagi kita telah ditebus dari maut. Bukan dengan barang fana Tuhan menebus dosa kita, melainkan dengan darahNya yang kudus. Ini merupakan fakta, kita telah “dibeli” dan menjadi milik Allah. Masihkah kita harus terus berpikir bahwa hidup ini just for our selves, sedangkan kenyataannya Allah telah menebus kita. Sekali lagi, kita memang anak-anak Allah yang sangat Allah kasihi, tetapi kita jangan lupa bahwa Dialah yang menciptakan dan menebus kita. Allah sendiri lah yang menciptakan kita, dan Allah sendirilah yang turun ke dunia dan menyelamatkan kita. Kerendahan hati yang luar biasa bukan??
Lalu salahkah kita untuk lebih utamakan studi dibandingkan persekutuan??? Atau salahkah saya mengutamakan Persekutuan dibndgkan Studi ??? haruskah saya memilih ketiga-tiganya??? Bagaimana kalau saya tidak berminat sama sekali?? Saya hanya ingin menghormati orang tua saya, salahkah itu?
Kita semua tentu tahu amanat Tuhan Yesus sebelum Beliau naik kesorga (mat 28:19). Kita adalah agen Tuhan didunia ini. Kita punya tujuan dalam hidup ini. “menjadikan semua bangsa muridNya” itulah yang seharusnya menjadi agenda utama hidup kita. Anda boleh saja mendahulukan studi dibanding Persekutuan selama anda mengerti, ingat dan melaksanakan amanat agung Tuhan. Anda juga boleh mengikuti persekutuan dikampus tapi ingat jangan sampai persekutuan membuat anda mendapat prestasi akademis yang buruk. Jangan sekali-kali menjadikan persekutuan sebagai alasan IP buruk, karena sebenarnya kesalahan bukan dipersekutuan tapi pada anda sendiri. Saya yakin Tuhan tidak akan memaksa anda untuk masuk persekutuan ataupun menjadi yang terbaik dikelas. Tapi yang Tuhan inginkan hanya satu “Jadikanlah semua bangsa muridKu”.
Jadi sebenarnya bukan masalah tujuan anda kuliah atau apa prioritas anda dalam kuliah tapi ini hanya masalah apa tujuan hidup anda. Persekutuan itu penting, demikian juga studi kita dan Tuhan tidak pernah ingin kita mencintai yang satu dan mengabaikan yang lain. Tuhan ingin kita bisa melakukan ke2nya dengan seimbang dan tulus. Kalau anda memiliki agenda besar itu dalam hidup anda, saya yakin anda akan menyadari betapa pentingnya persekutuan dan betapa pentingnya studi. Sekali lagi, ini bukan masalah prioritas. Tapi masalah tujuan hidup anda, apapun yang anda prioritaskan asal Tujuannya untuk Tuhan pastilah Tuhan memberkati. Amin??Met Melayani. (qq/juni 09)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk kunjunganya. Silahkan jika ada komentar, teguran, sapaan dst dst. Kalau bisa saya tanggapi, pasti langsung saya tanggapi. God bless