31 Maret 2012

Obrolanku dgn Yosua tentang PMK



Salam sejahtera, 
cerita dikit nih, kmrin aku bru ngobrol dgn Yosua, adik kelas dikampus dengan jarak angkatan mpe .. tahun (sensor nih ye..) tentang PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen). 
Background story dulu y :
Yosua, seorang aktivis gereja merasa senang sekali dengan hari pertama orientasi dikampus. Bukan karena ketemu cewe cantik atau dapat kenalan baru. Tapi karena dikampus tempat dia sekolah lagi, ada persekutuan mahasiswa kristennya. Sesuatu yang dirasa Yosua menyenangkan, coz dia ga pernah ngrasain persekutuan semacam itu diSMAnya. Dia juga merasa senang dengan kumpul2 bareng temen2 seiman. Singkat cerita, Yosua semangat banget ikut tuh persekutuan yang disebut PMK!. 1 tahun berlalu, Yosua lagi sebel banget ma PMKnya, dia ngerasa PMK ekslusif, ga persuasif dan ga profesional. dia mulai merasa jenuh dengan konflik2 diPMK, orang yang itu2 saja, kepemimpinan yang buruk dan “kekurang pekaan” para PMKers (sebutan untuk anggota PMK). Pelan tapi pasti Yosua malah lebih betah buat ikutan UKM music dikampusnya. Mereka bias lebih ngerti Yosua, lebih asik dan lebih memiliki “soul” dibandingin PMKnya. Ga butuh waktu kurang dari setengah tahun, Yosua sudah enjoy ditempat barunya.

Bad ending? Kayaknya sih. Tapi kita semua musti jujur untuk mengakui bahwa kadang hal-hal seperti ini bias terjadi dalam suatu persekutuan mahasiswa. Tentu kamu sudah ga asing lagi dengan yang namanya persekutuan mahasiswa, bukan bgitu? Hamper dismua kampus yang pernah aku temui, selalu ada persekutuan mahasiswa kristennya. Sengaja aku pakai kata Kristen disini karena bagi aku kata Kristen tidak mengacu pada Kristen Protestan saja, tetapi juga Katholik. Arti kata Kristen adalah pengikut Kristus, dan aku yakin Kristen dan Katholik adalah pengikut Kristus. Bukan begitu?
OK, langsung saja. Kisah diatas adalah kisah yang benar-benar terjadi diPMK aku dulu. Tapi soal nama itu Cuma samaran ya, jangan terlalu dianggap serius. Hehe. Yuk kita liat bareng2, kenapa sih si Yosua ini “kabur ” dri PMK. Ngobrol2 cukup lama, dapet 4 poin ini

1. Eklusif

Kata Yosua PMK tuh Eksklusif, (berani2nya dia!!pikirku). lebay? Mungkin saja sih. Tapi coba kita liat n analisa tuh kebenaran dri omongan si Yos. Dia bilang begini “PMK ga gaul dengan UKM lain, kurang berperan dikegiatan antar UKM missal bazaar ukm, baksos,kegiatan BEM bahkan undangan pelantikan UKM lain. Bagaimana bisa jadi saksi? Aku sebel kalo denger mereka bilang PMK ekslusif, tapi aku Cuma bisa diam krn faktany begitu”. Hmmm, I think he got the point. Menurut mu?   

2. Krg Persuasif

Persuasive itu mengajak, kata si Yos “PMK kurang persuasif”. Maksudnya apa nih (pikirku)? Mungkin kamu bakal marah2 klo ketemu orang kaya yos. Dia ga tau kali ya,PMK tuh udah mati2an ajak semua anggota buat aktif bareng di PMK. Dasar anggotanya aja yang susah. Ketika aku bilang seperti itu dia cuma ngmg “mungkin kalian udah ajak kami, tapi pertanyaannya apakah kalian benar2 berniat mengajak kami?” dia melanjutkan “aku pernah ajak temen satu kelasku ikut persekutuan bareng diPMK, tapi apa daya . . . yang lain cuekin dia termasuk kakak2 pengurus,temenku kecewa, ujung2nya dia ga mau ikutan lagi”. So, apa itu yang disebut persuasive?”

3. Professionalisme

Yosua bilang dia sudah biasa pelayanan , tapi pelayanan di PMK bener2 butuh “Hati lebih”.  Bagi Yosua, pelayanan di PMK harus memiliki hati yg lebih, karena dia merasa tidak ada lagi profesionalisme pelayanan disana. Dia musti lebih sabar, lebih pengertian dan lebih kuat untuk bias bertahan disitu.  Dia menegaskan padaku bahwa dia telah mencobanya. Tapi tetap saja, akhirnya hatinya ga bias terus2an merasakan waktu molor, kepemimpinan yg lemah, kerja tanpa visi, minimnya kaderisasi dll. Yosua bilang padaku, dia Cuma ingin melayani Tuhan dengan hati yang tulus. Bukan hati yang tersiksa. Kayaknya  Yosua ini nyebelin ya, tapi itulah manusia. Dia salah? Belum tentu.

4. CARE 

Yosua berpendapat, inilah akar masalah dari PMK. Over all, PMK masih kurang CARE. Yosua berujar “kalau PMK memang bener2 CARE, PMK pasti ga bakal kaya gini (porak - poranda). Care disini bukan hanya pada anggota, tapi juga pada UKM lain, kampus, bahkan pada visi TUhan. Aku yakin, asal PMK kembali pada visi Tuhan dan memiliki kepedulian untuk mewujudkannya,  tidak ada yang mustahil buat PMK memenangkan banyak jiwa.” Kutanyaken balik “trus kenapa kamu ga terjun langsung aja?”. Dia cma menjawab enteng “aku sudah mencobanya, tapi sepertinya tidak ada yang bener2 peduli dengan apa yang sudah aku lakukan.” Wow, selfish? Mm .. mungkin juga, tapi aku sependapat dengannya bahwa saat kita melakukan banyak hal untuk seseorang dan orang itu tidak peduli dengan yang sudah kita lakukan, otomatis kita pasti akan mundur. It’s so human right?

Mungkin ga etis kalau aku certain semua keluh kesah dia, tentang bagaimana dia menangis disuatu forum PMK dan tidak ada yang berusaha memeluknya untuk menenangkannya. Tentang bagaimana hubungan pacaran telah menghancurkan keharmonisan kepengurusan, ego seorang ketua, ketua yang tidak visioner, kepanitiaan yang jumlah riilnya tak lebih dari setengah yang tertulis diLPJ dll. Ah, terlalu banyak hal2 yang mungkin sangat menyebalkan dimatanya yang tidak bias kuceritakan disini. Bagi aku sendiri, PMK tidaklah seperti yang dia ceritakan. PMK yang kualami dulu adalah PMK yang telah banyak memberi pengalaman, pelajaran dan pengertian tentang banyak hal. Konflik banyak, tapi aku masih bisa enjoy disitu. Tidak pernah ada kata senior disanna. Yang ada adalah kata Kakak dan adik. Dicuekin? Pernah sih tapi tetep saja ada yang mati2an ngajak aku kePMK bahkan inget namaku sekalipun aku udah lupa nama dia. Mungkinkah PMK sekarang seperti yang Yosua bilang? Aku tak tau, krn aku tak lagi disana. aku hanya “orang luar” yang bisa melihat dari luar pagar. Karena aku bukan lagi penghuni rumah itu, aku hanya orang yang sangat mencintai rumah itu tanpa bisa menyentuhnya. Hanya memandang dari seberang jalan dengan sesekali menyapa penghuninya. Semoga Yosua salah, ya.. dia HARUS Salah!

4 komentar:

  1. share yang bagus mas... Visi PMK yang belum kita pegang teguh... dan erat sebagai dasar kita melayani,,, jadi seperti bekerja dan kehilangan visi kita... hanya tanggung jawab yang membebani dan bukan panggilan visi itu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. THx buat komen n kunjungannya bro.. yup, inget y..Visioner

      Hapus
  2. jadi ngerasa kaya aku waktu di smt 1 mas, tp puji Tuhan sejak mas ki n mas eas ngajak aku maen bola lawan FH pas pulang kuliah JDU aku jd bisa ada terus2an di PMK.. sebenernya simpel ya mas buat ngajak seseorang melayani bareng di pmk, bisa dimulai dari hal2 yang dasar banget.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maturnuwun Yuda andreas untuk kunjungan n komennya..hehe, bersyukur deh saya pernah main bola bareng mas yuda (salah satu kiper terbaik PMK sepanjang masa)..hal simple yang mengena..Like this

      Hapus

Terimakasih untuk kunjunganya. Silahkan jika ada komentar, teguran, sapaan dst dst. Kalau bisa saya tanggapi, pasti langsung saya tanggapi. God bless